Feb 28, 2009

15 Feb 2009
Pdt. Janoe Widyopramono ( GKI Sangkrah Solo )

II Raja-raja 5 : 1-14, mazmur 30, 1 Kor. 9 : 24-27, Markus 1 : 40-45

Di acara-acara penyembuhan/seminar rohani, banyak orang Kristen yang hadir. Banyak sekali sekali orang-orang yang tergoda untuk hadir. Ada kecenderungan orang mencari hal-hal yang spektakular. Apakah iman senantiasa berkaitan dengan hal-hal yang spektakular ???
Ada seseorang yang setelah 14 tahun baru punya anak. Dan dia berkata bahwa ia baru berdoa dalam 6 tahun terakhir dan 4 tahun terakhir dia menantang Tuhan, kalau istrinya bisa hamil, maka dia akan ke gereja. Dan istrinya hamil ; sekarang dia rajin ke gereja.
Kisah yang kedua, yaitu seorang wanita yang sudah 10 tahun menderita kanker dan sudah divonis usianya hanya tinggal 2 bulan lagi.
Kisah yang pertama >>>> Allah menolong, aku percaya, Yang kedua, Aku percaya, Allah menolong. Pada keduanya, Allah bekerja dan berkarya.
Namaan, seorang panglima yang dihormati menderita lepra/kusta, suatu penyakit yang dianggap penyakit kutukan dan pada zaman itu tidak bisa disembuhkan.
Kemudian ada seorang wanita yang sakit yang percaya kepada Tuhan.
Atas saran wanita tadi, Namaan berangkat ke Israel karena ingin sembuh bukan karena percaya kepada Allah. Tapi kemudian Namaan merasa direndahkan karena hanya disambut oleh abdi nabi Elisa. Pada titik ini, kesombongan Namaan muncul, ia panas hati. Untung dia punya pegawai-pegawai yang setia dan rendah hati.
Namaan mencoba untuk taat sehingga dia beroleh kesembuhan.
Bagaimana dengan kita yang mengaku sebagai pribadi-pribadi Allah yang percaya kepada Allah ? Apakah hidup kita sudah mencerminkan ebagai orang percaya !!!
Dalam kitab Markus, " si kusta " datang bertelut dan merendahkan diri dan berkata " kalau Engkau mau ". >>> artinya dia tahu dan percaya Tuhan Yesus mampu memberi kesembuhan , tapi dia sadar, apakah dia layak mendapatkan anugerah kesembuhan itu ! Ia tidak menuntut Yesus untuk melakukan sesuatu.....Si kusta tidak hanya sembuh tapi juga tahir. Yesus menghadirkan kehidupan yang spektakular atas diri si kusta tapi dengan tindakan yang sederhana saja...
Dari kisah ini kita bisa belajar, iman kita , percaya kita harus kita wujudnyatakan dengan hal-hal sederhana. Iman akan memberi tanda-tanda tertentu bagi mereka yang memilikinya dan tidak harus selalu diisi dengan hal-hal spektakular.
Semuanya terserah Yesus. yesus tahu bahwa si kusta detang dengan percaya. Yesus mengulurkan tanganNya dan menjamah >>>>dan ini bukan tindakan yang spektakular, sederhana ...
AMIN

0 comments:

Post a Comment

Semua komentar sangat saya hargai.
Damai untuk semua...